bgpaymail

Minggu, 04 Januari 2009

Macam-Macam Perkembangan Remaja

A. PERKEMBANGAN EMOSI

1. Pengertian

Perasaan senang/tidak senang yang terlalu menyertai perbuatan-perbuatan kita sehari-hari dansebagainya warna afektif. Warna Afektif ini kadang-kadang lemah/tidak jelas. Jika warna afektif kuat maka perasaan-perasaan menjadi lebih mendalam, luas dan terarah. Perasaan-perasaanseperti ini disebut Emosi (misalnya: gembira, marah, cinta, takut dan sebagainya). Emosi dan perasaan adalah dua hal yang berbeda, tetapi perbedaannya tidak dapat dinyatakan dengan tegas. Emosi dan perasaan merupakan suatu gejala emosional yang secara kuantitatif berkelanjutan, akan tetapi tidak jelas batasnya. Pada suatu saat suatu warna afektif dapat dikatakan sebagai perasaan, tetapi juga dapat dikatakan sebagai emosi.

Jadi emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyrsuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tepat. Emosi adalah warna afektif uang kuat dan ditandai oleh perubahan-perubahan fisik.

2. Perbedaan emosi dengan perasaan

Emosi dan perasan adalah dua hal yang berbeda. Tetapi perbedaan antara keduanya tidak dapat dinyatakan dengan tegas emosi dan perasaan merupakan suatu gejala emosional yang secara kualitatuf berkelanjutan, akan tetapi tidak jelas batasannya.

3. Karakteristik Perkembangan Emosi

Masa remaja dianggap sebagai periode “Badai dan Topan” suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fidik dan kelenjar, meningginya emosi terutama karena anak berada di bawah tekanan social dan menghadapi kondisi baru.

Polaemos Remaja adalah sama dengan pola emosi masa kanak-kanak. Jadi emosi yang secara normal dialami adalah cinta/kasih saying, gembira, amarah, takut, sedih, dan lain-lain.

Perbedaan terletak pada macam dan derajat rangsanfan yang membangkitkan emosi dan khususnya pola pengendalaian yang dilakukan ondividu terhadap ungkapan emosi mereka.

Bichler membagi ciri-ciri emosional Remaja menjadi 2 Rentang, yaitu

a) Ciri-ciri emosional remaja berusia 12-15 tahun

- Siswa/siswi cenderung banyak murung dan tidak dadppat diterka, kemungkinan akibat dari perubahan biologis dalam hubungan dengan kematangan seksual dan kebingungan dalam statusnya

- Siswa mungkin bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri

- Ledakan-ledakan kemarahan sering terjadi akibat dari kombinasi ketegangan psikologis, ketidakseimbangan biologis, lelelahan karena bekerja terlalu keras, pola makna yang tidak tepat atau tidur yang tidak cukup

- Seoranga remaja cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan membenarkan pendapatnya sendiri

b) Ciri-ciri emosional remaja berusia 15-18 tahun

- Pemberontakan remaja yang merupakan pernyataan/ekspresi dari perubahan yang universal dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

- Karena bertanbahnya kebebasan mereka, banyak temaja uang mengalam komflik dengan orang tua mereka, mereka mungkin mengharapkan simpati dan naskah orang tua dan guru

- Pada usia ini sering kali melamun, memilirkan masa depan, terlalu menafsir kemampuan sendiri dan merasa berpeluang besar untuk pekerjaan dan memegang jabatan tertentu

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan emosi

Perkembangan emosi remaja dipengaruki pada factor kematangan dan factor belajar Perkembangan Intelektual menghasilkan kemampuan untuk memahami makna yang sebelumnya tidak dimengerti, memperhatikan suatu rangsangandalam jangka yang lebih lama dan menimbulkan emosi terarah pada suatu objek, kemampuan mengingat juga mempengaruhi reaksi emosional. Selain itu Perkembangan kelejar Endokrin penting untuk mematungkan perilaku emosional. Metode belajar yang menunjang perkembangan emosi antara lain:

1. Belajar dengan Cuma-Cuma

2. Belajar dengan cara meniru

3. Belajar dengan cara mempersamakan diri

4. Belajar melalui pengkondisian

5. Pelatihan/belajar di bawah bimbingan dan pengawasan

Selain itu pertambahan unsur pertambahnya pengetahuan dan pemanfaatan media/keseluruhan antar belakang pengalaman juga berpengaruh terhadap perubahan-perubahan emosi.

5. Hubungan antara Emosi dengan Tingkah Laku

Rasa takut, cemas, kegembiraan dan ketakutan yang berlebih dapat menimbulkan efek negative pada tuhub, misalnya gangguan pada sistem pencernaan, diare, sembelit, dsb. Gangguan emosi jiwa juga dapat menjadi penyebab berbicara, gagap, sikap takut, malu/agresif. Penderitaan emosional dan frustasi mempengaruhi efektivitas belajar. Perasaan malu juga bisa menyebabkan seorang anak menarik diri, takut berpartisipasi, melarikan diri, dsb.

Jadi rangsangan-rangsangan yang menghasilkan perasaan yang tidak menyenangkan , akan sangat mempengaruhi hasil belajar dan malah menghambat proses belajar dan demikian pula rangsangan yang menghasilkan perasaan yang menyenangkan akan mempermudah siswa belajar, sehingga dapat dikatakan emosi yang dimiliki oleh remaja sangat mempengaruhi tingkah laku remaja tersebut.

6. Upaya Pengembangan Emosi Remaja

Emosi remaja awal yang cenderung banyak melamun dan sulit diterka, maka yang dapat dilakukan guru adalah konsisten dalam pengelolaan kelas dan memperlakukan siswa seperti orang dewasa yang penuh tanggung jawab.

Upaya pengembangan emosi remaja, yaitu:

a. Membantu mereka dan mendorong mereka untuk bersaing dengan diri sendiri.

b. Meminta siswa mendiskusikan dan menulis tentang perasaan-perasaan mereka yang negative serta memahami alasan-alasan pemberontakannya agar dapat membantu siswa untuk mengendalikan diri.

c. Cara yang paling baik menghadapi pemberontakan remaja adalah mencoba mengerti mereka dan melakukan segala sesuatu yang dapat dilakukan untuk membantu remaja berhasil berprestasi dalam salah satu bidang.

d. Guru diminta untuk berfungsi dan bersikap seperti pendengar yang simpatik atas segala cerita-cerita mereka tentang masalahnya, perasaan-perasaannya, dan rahasia pribadinya.

e. Mengendalikan lingkungan untuk menjamin pembinaan poal emosi yang diinginkan dan menghilangkan reaksi-reaksi emosional yang diinginkan sebelum berkembang menjadi kebiasaan yang tertaman kuat.

B. PERKEMBANGAN INTELEK

1. Pengertian

a) Intelek

· Menurut English and English

“ Intelek merupakan kekuatan mental di mana manusia dapat berpikir . Suatu rumpun nama untuk proses kognitif , terutama untuk aktivitas yang berkenaan dengan berpikir ( misalnya : menimbang , memahami , menghubungkan ) “

· Menurut Chaplin

“ Intelek merupakan proses berpikir , proses kognitif ( mengambil keputusan berdasarkan akal sehat dan berpikir logis ), daya menghubungkan

· Menurut Jean Piaget

“ Intelek merupakan akal budi ( semua keputusan berdasarkan akal sehat , pertimbangan moral dan nilai ) “

· Menurut Kamus Webster Nero World Dictionary of The American Language

“ Intelek merupakan kecakapan untuk berpikir , mengamati / mengerti , kecakapan untuk mengamati hubungan-hubungan , perbedaan , dan sebagainya . Dengan demikian kecakapan berbeda dengan kemauan dan perasaan . “

b) Intelegensi / Kemampuan Berpikir

· Menurut Singgih Gunarsa

“ Intelegensi merupakan suatu kumpulan kemampuan seseorang yang memungkinkan memperoleh ilmu pengetahuan dan mengamalkan ilmu tersebut dalam hubungannya dengan lingkungan dan masalah-masalah yang timbul “

· Menurut Wechler

“ Intelegensi merupakan keseluruhan kemampuan individu untuk

berpikir dan bertindak secara berarah serta kemapuan mengolah dan

menguasai lingkungan secara afektif . “

· Menurut Chaplin

“ Intelegensi merupakan kemampuan menghubungkan yang satu dengan yang lain “

c) Intellegence Quotient (IQ)

IQ merupakan suatu nilai yang hanya dapat ditentukan secara kira-kira karena selalu dapat terjadi perubahan-perubahan berdasarkan factor-faktor individual dan situasional.

2. Tahap Perkembangan Intelek

Ø Tahap – tahap perkembangan intelek yaitu :

a) Tahap Sensomotorik ( 0 – 2 tahun )

Segala perbuatan merupakan perwujudan dari proses kematangan aspek motorik ( dipengaruhi otak ) . Perkembangan intelek diawali dengan perkembangan motorik

b) Tahap Pra – Operasional ( 2 - 7 tahun )

Tahap intuisi semua perbuatan rasional tidak berdasarkan /

didukung pada pemikiran , tapi perasaan , kecenderungan alamiah

sikap-sikap yang diperoleh dari orang-orang yang bermakna di

lingkungan sekitar .

c) Tahap Operasional Konkrit ( 7 – 11 tahun )

Mulai dapat menyesuaikan diri dengan realita konkrit ( kenyataan ),

sudah mulai tumbuh rasa ingin tahu

d) Tahap Operasional Formal ( 11 tahun ke atas )

Sudah mampu abstraksi , memaknai arti kiasan , simbolik dan

memutuskan / memcahkan suatu masalah .

3. Karakteristik Perkembangan Intelek Remaja

Intelegensi pada masa remaja tidak nudah diukur karena tidak mudah

terlihat perubahan kecepatan perkembangan kemampuan tersebut. Pada awal masa remaja , kira-kira 12 tahun anak berada pada masa yang disebut Masa Operasional Formal (berpikir abstrak) yakni pada masa remaja telah berpikir dengan mempertimbangkan hal yang “ mungkin “ di samping hal nyata .

Pada berpikir Operasional Formal terdapat 2 sifat yaitu :

a) Sifat Deduktif Hipotesis

Dalam menyelesaikan suatu masalah , seorang remaja akan mengawalinya dengan pemikiran teoritik , menganalisis masalah dan mengajukan cra-cara penyelesaian hipotesis yang mungkin.

b) Berpikir Operasional juga berpikir kombinatoris

Sifat ini merupakan kelengkapan sifat yang pertama dan berhubungan dengan cara bagaimana melakukan analisis . Berpikir Operasional terlebih dahulu secara teoritik membuat matriknya mengenai segala macam kombinasi yang mungkin dan secara sistematik mencoba mengisi sel matriks tersebut secara empirik .

Berpikir abstrak / formal operation merupakan car berpikir yang bertalian dengan hal-hal yang tidak dilihat dan kejadian-kejadian yang tidak langsung dihayati . Tercapainya atau tidak cara berpikir ini tergantung juga pada intelegensi dan kebudayaan sekitarnya.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Intelek

· Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan Intelek yakni :

a) Peranan pengalaman dari sekolah terhadap intelegensi

Menurut penelitian, anak-anka yang mengalami prasekolah sebelum sekolah dasar menunjukkan kemajuan yang berbeda, mengalami perkembangan yang lebih tinggi, lebih besar dalam rata-rata IQ-nya daripada mereka yang tidak mengalami prasekolah . Dengan demikian pengalaman yang diperoleh di sekolah menyumbang secara positif terhadap peningkatan IQ anak

b) Pengaruh Lingkungan

Semakin tinggi kualitas lingkungan di sekitar ( rumah dan masyarakat ) , cenderung semakin tinggi IQ anak.

c) Harapan Orang tua akan prestasi akademik anaknya

Variasi stimulus adalah bagian penting dari lingkungan dan belajar untuk perkembangan intelegensi anak . Pengalaman yang padat pada awal pertumbuhan dan dorongan orang tua merupakan kunci untuk mencapai perkembangan intelegensi .

5. Usaha-Usaha dalam Membantu dan Mengembangkan Intelek Remaja

o Usaha-usaha dalam membantu dan mengembangkan intelek remaja :

a) Guru dapat membantu mereka dengan selalu melakukan pendekatan

keterampilan proses , memberi penekanan pada penguasaan konsep-konsep

dan abstraksi-abstraksi

b) Selalu menghargai pendapat-pendapat mereka , menginterpretasikan ide-ide

mereka dalam kelas, memberi kesempatan untuk berdiskusi secara baik

c) Menjelaskan segala sesuatu dan menyikapi emosi remaja dengan sabar ,

simpatik dan hati terbuka

d) meningkatkan motivasi belajar remaja

C. PERKEMBANGAN BAKAT KHUSUS

1. Pengertian

· Menurut William B. Michael

“ Meninjau bakat itu terutama daris egi kemampuan individu untuk melakukan sesuatu tugas , yang sedikit sekali / tidak tergantung pada pelatihan sebelumnya. “

· Menurut Bingham

“ Menitikberatkan pada kondisi / seperangkat sifat-sifat yang dianggap sebagai tanda kemampuan individu untuk menerima latihan / seperangkat respon seperti kemampuan berbahasa, musik dan sebagainya .

· Kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan / dilatih

· Kemampuan adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan

· Bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan / keterampilan yang relatif

· Macam-macam bakat :

a) Bakat umum ( bakat intelektual umum )

b) Bakat khusus/ talent ( bakat akademis khusus , kemampuan bawaan pada bidang-bidang tertentu )

2. Perbedaan Bakat dan Minat

· Bakat adalah sesuatu yang diturunkan bisa beraktualisasi jika difasilitasi , merupakan bawaan yang dipengaruhi oleh factor hereditas ( lebih dominan )

· Minat adalah kecenderungan yang harus dipelajari , dipengaruhi oelh factor lingkungan

3. Jenis-jenis Bakat

Setiap orang memiliki bakat-bakat tertentu . Pemberian nama terhadap

Jenis- jenis bakat , biasanya dilakukan berdasarkan bidang apa bakat tersebut berfungsi . Misalnya : bakat seni, bakat musik, olehraga, dan bakat melukis. Jadi macam bakat akan sangat tergantung pada konteks kebudayaan di mana seorang individu hidup dan dibesarkan .

4. Hubungan Bakat dengan Prestasi

Bakat memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu , akan tetapi diperlukan latihan , pengetahuan , pengalaman dan dorongan / motivasi agar bakat tersebut dapat terwujud . Jika seorang anak mempunyai hakikat tertentu dan memiliki fasilitas untuk mengembangkannya , maka ia akan mencapai prestasi yang unggul , namun tanpa sebuah bakat seseorang tidak akan dapat mencapai prestasi yang unggul .

Jadi , keunggulan / prestasi dalam suatu bidang merupakan hasil interaksi dari bakat yang dibawa sejak lahir dan factor lingkungan yang menunjang , termasuk minat dan dorongan pribadi

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat Khusus

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus / mengapa seseorang tidak dapat mewujudkan bakat-bakatnya secara optimal , yaitu :

a) Anak itu sendiri

“ Minat , motivasi dan dorongan / keinginan yang dimilikmi oelh seorang

anak sangat penting untuk dapat mengembangkan bakat-bakat yang dimiliki. Selain itu , adanya kesulitan , masalah pribadi dan hambatan dalam diri juga mempengaruhi”

b) Lingkungan Anak

“ Orang tua , kesempatan , fasilitas serta ekonomi yang dimiliki seorang anak juga sangat mempengaruhi perkembangan bakat khusu yang dimilikinya “

6. Upaya pengembangan Bakat Khusus Remaja

· Upaya pengembanagn bakat khusus remaja , yaitu :

a) Orang tua harus memahami dan memnuhi kebutuhan anak , menyediakan lingkungan pendidikan yang sesuia dengan bakat anak , serta menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan

b) Membantu anak memahami dirinya agar tidak melihat bakatnya sebagai suatu beban , tetapi sebagai suatu anugrah yang harus dihargai dan dikembangkan

c) memberikan pendidikan yang berfungsi mengembangkan bakat anak

d) membantu mengenalkan bakat yang dimiliki dan upaya pengembangannya dapat membantu remaja untuk dapat menentukan pilihan yang tepat dan menyiapkan dirinya untuk dapat mencapai tujuan- tujuan .

D. PERKEMBANGAN BAHASA

1. Pengertian

Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh seseorang dalam pergaulannya atau hubungannya dengan orang lain. Sejak bayi mulai berkomunikasi dengan orang lain, sejak itu pula bahasa diperlukan. Perkembangan bahasa seseorang dimulai dengan meraba (suara atau bunyi tanpa arti) dan diikuti dengan bahasa satu suku kata, dua suku kata, menyusun kalimat sederhana dan seterusnya melakukan sosialisasi dengan menggunakan bahasa yang kompleks sesuai dengan tingkat perilaku sosial.

Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh lingkungan. Anak belajar bahasa pada awalnya meniru dan mengulang dari hasil yang didapatkan kemudian bersuara dan semakin memperjelasnya, sedangkan orang-orang di sekitarnya berusaha membetulkan, memperjelas, dan memberi arti.

Jadi perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi tanda-tanda dan isyarat mampu dipahami dan memahami.

2. Karakteristik Perkembangan Bahasa Remaja

Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang, ia telah banyak belajar dari langkungan. Pada masa remaja, pengaruh pergaulan di dalam masyarakat (teman sebaya) cukup menonjol sehingga bahasa remaja menjadi lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang dalam kelompoknya. Dari kelompok itu berkembang bahasa adalah bahasa sandi, bahasa kelompok yang bentuknya sangat khusus. Tercipta pula bahasa “prokem” yang secara khusus tercipta untuk kepentingan khusus pula yang terkadang hanya dimengerti oleh kalangan remaja sendiri.

Pengaruh lingkungan yang berbeda antara keluarga, masyarakat, dan sekolah dalam perkembangan bahasa akan menyebabkan perbedaan antara anak-anak yang satu dengan yang lain. Keluarga dan masyarakat lapisan berpendidikan rendah atau buta huruf akan banyak menggunakan bahasa pasar, bahasa sembarangan dengan istilah-istilah “kasar”. Masyarakat terdidik pada umumnya yang memiliki status sosial lebih baik akan menggunakan istilah-istilah lebih efektif dan umumnya anak-anak remajanya juga berbahasa secara lebih baik.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa

a) Umur anak.

b) Kondisi lingkungan.

c) Kecerdasan anak.

d) Status sosial ekonomi keluarga

e) Kondisi fisik

4. Pengaruh Kemampuan Berbahasa terhadap Intelektual

Kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir saling berpengaruh satu sama lain. Bahwa kemampuan berpikir berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa dan sebaliknya. Seseorang yang rendah kemampuan berpikirnya, akan mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat yang baik, logis dan sistematis. Hal ini akan berakibat sulitnya berkomunikasi.

Dalam menyampaikan dan menangkap ide-ide serta gagasan selalu terkait dengan bahasa. Menyampaikan dan mengambil makna ide dan gagasan itu merupakan proses berpikir yang abstrak. Ketidaktepatan menangkap arti bahasa akan berakibat ketidaktepatan dan kekaburan persepsi yang diperolehnya. Jadi proses berpikir juga sangat dipengaruhi oleh kemampuan bahasa.

5. Upaya Pengembangan Kemampuan Bahasa

Pada remaja terdiri dari anak-anak yang bervariasi bahasanya, baik kemampuannya maupun polanya, menghadapi hal ini guru harus mengembangkan strategi belajar mengajar bidang bahasa dengan memfokuskan pada potensi dan kemampuan anak.

Upaya pengambangan kemampuan bahasa yaitu:

a) Anak perlu melakukan pengulangan (bercerita kembali) pelajaran yang telah diberikan dengan kata dan bahasa yang disusun oleh mereka sendiri sehingga murid dapat mengembangkan kemampuan bahasa.

b) Guru melakukan pengambangan bahasa murid dengan menambahkan perbendaharaan bahasa lingkungan yang telah dipilih secara tepat dan benar oleh guru.

c) Guru harus banyak memberikan rangasangan dan koreksi dalam bentuk diskusi dan komunikasi bebas.

d) Disediakan sarana dan prasarana perkembangan bahasa seperti buku, surat kabar, majalah dan lain-lain.

E. PERKEMBANGAN NILAI, MORAL, DAN SIKAP

1. Pengertian

a. Moral

· Merupakan suatu kebutuhan penting bagi remaja, terutama sebagai pedoman menemukan identitas dirinya, mengembangkan hubungan personal yang harmonis dan menghindari konflik-konflik peran yang selalu terjadi dalam masa transisi.

· Menurut Lawrence Kohlberg, moral adalah fenomena kognitif dalam kajian psikologi.

· Menurut Purwadarminto, 1959: 197, moral adalah ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban dan sebagainya.

b. Nilai

· Merupakan sesuatu yang baik, diinginkan atau dicita-citakan dan dianggap penting oleh warga masyarakat, misalnya kebiasaan dan sopan santun.

· Menurut Young, nilai merupakan asumsi-asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang benar dan apa yang penting.

· Menurut Green, nilai merupakan kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai emosi terhadap obyek, ide dan orang perorangan

· Menurut Woods, nilai merupakan petunjuk umum dan telah berlangsung lama yang mengarah pada tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Sikap

Menurut Gerung, sikap merupakan kesediaan bereaksi individu terhadap suatu hal, sikap berkaitan dengan motif dan mendasari tingkah laku seseorang. Selain itu sikap juga merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek tersebut.

2. Hubungan Nilai, Moral, Sikap, dan Tingkah Laku

Dalam kaitan dengan pengamalan nilai-nilai hidup , maka moral merupakan kontrol dalam bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai hidup yang dimaksud.

Dalam hal ini aliran Psikoanalisis tidak membeda-bedakan antara moral, norma dan nilai.Semua konsep itu menurut Freud menyatu dalam konsepnya super ego . Super ego sendiri dalam teori Freud merupakan bagian dari jiwa yang berfungsi untuk mengendalikan tingkah laku ego , sehingga tidak bertentangan demngan masyarakat.

Jadi keterkaiatan antar nilai,moral,sikap dan tingkah laklu akan tampak dalam pengamalan nilai-nilai.Dengan kata lain, nilai-nilai perlu dikenal lebih dahiulu , kemudian dikhayati dan didorong oleh moral , baru akan terbentuk sikap tertentu terhadap nilai-nilai tersebut dan pada akhirnya terwujud tingkah laku sesuai dengan nilai-nilai yang dimaksud.

3. Karakteristik nilai, moral dan sikap remaja

Nilai-nilai kehidupan yang perlu dinformasikan dan selanjutnya dikhayati oleh para remaja tidak terbatas pada adapt istiadat dan sopan santun saja , namun juga seperangkat nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila , misalnya : nilai agama, nilai kemanusiaan , nilai estetik , nilai etik , nilai imtelektual dan sebagainya.

Michael meringkas 5 perubahan dasar dalam moral yang harus dilakukan remaja , yaitu :

a) Pandangan moral individu makin lama makin menjadi lebih abstrak

b) Keyakinan moral lebih berpusat pada apa yang benar dan kurang pada apa yang salah.Keadaan muncul sebagai kekuatan moral yang dominant

c) Penilaian moral menjadi sebagai kognitif , remaja semakin berani mengambil keputusan.

4) Penilaian moral menjadi kurang ego sentries

e) Penilaian secara psikologis menjadi lebih mahal

· Tahap-tahap perkembangan moral yang bwerlaku secara universal (Kohlberg)

a) Pra konvensional

Stadium 1 , Anak berorientasi pada kepatuhan dan hukuman , anak mengetahui bahwa aturan-aturan ditentukan oleh adanya kekuasan yang tidak bisa diganggu gugat , ia harus menurut dan kalau tidak akan memperoleh hukuman .

Stadium 2 , Berlaku prinsip Relativistic – Hedonism ( bergantung pada kebutuhan dan kesanggupan seseorang ) . Anak tidak lagi secara mutlak bergantung pada aturan yang ada di luar / disusun orang lain , tetapi mereka sadar bahwa setiap kejadian memiliki beberapa segi .

b) Konvensional

Stadium 3 , orientasi mengenai orientasi anak baik , anak memperlihatkan orientasi perbuatan-perbuatan yang dapat dinilai baik / tidak baik oleh orang lain. Masyarakat adalah sumber yang menentukan dan menjadi penilai

Stadium 4 , tahap mempertahankan norma-norma sosial dan otoritas , perbuatan baik merupakan kewajiban untuk ikut melaksanakan aturana-aturan yang ada , agar tidak terjadi kekacauan

c) Pasca Konvensial

Stadium 5 , tahap orientasi terhadap perjanjian antara dirinya dengan lingkungan sosial . Ada hubungan timabal balik antara dirinya dengan lingkungan sosial dan masyarakat . Seseorang memperlihatkan kewajibannya dan lingkungan sosial akan memberikan perlindungan kepadanya

Stadium 6 , tahap ini disebut prinsip universal . Remaja mengadakan penginternalisasian moral yaitu remaja melakukan tingkah laku-tingkah laku moral yang dikemudikan oleh tanggung jawab batin sendiri karena menjadi remaja berarti mengerti nilai-nilai , mengerti tidak hanya memperoleh pengertian saja , melainkan juga dapat menjalankan atau mengamalkannya.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan nilai ,moral , sikap dan

tingkah laku

a) Hubungan harmonis dalam keluarga , yang merupakan tempat penerapan moral

pertapa sebagia individu

b) Masyarakat , tingkah laku manusia bisa terkendali oleh control dari masyarakat

yang mempunyai sanksi-sanksi buat pelanggarnya .

c) Lingkungan sosial , lingkungan sosial terutama linkungan sosial terdekat yang

bisa sebagai pendidik dan pembina untuk memberi pengaruh dan membentuk

tingkah laku yang sesuai

d) Perkembangan nalar , makin tinggi penalaran seseorang , maka makin tinggi

pula moral seseorang

5. Upaya Mengembangan Nilai , Moral dan Sikap Remaja

a) Menciptakan komunikasi , dalam komunikasi didahului dengan pemberian

informasi tentang nilai-nilai dan moral .Remaja dirangsang untuk lebih aktif,

diikutsertakan dalam mengambil keputusan dan tanggung jawab , diberi

kesempatan partisipasi mengembangkan aspek moral.Karena kita tahu nilai-nilai

hidup yang dipelajari memperoleh kesempatan untuk diterima dan diresapi

sebelum menjadi bagain integral dari tingkah laku seseorang.

b) Menciptakan lingkungan yang sserasi .Dalam usaha pengembangan tingkah

laku nilai hidup hendaknya tidak mengutamakan pendekatan-pendekatan

semata-mata , tetapi juga mengutamakan adanya lingkungan yang kondusif

dimana factor-faktor lingkungan itu sendiri merupakan penjelmaan yang

konkrit dari nilai-nilai tersebut .Lingkungan itu terutama terdiri dari mereka

yang berfungsi sebagai pendidk dan pembina ( orang tua , guru )

c) Memberi contoh / tauladan perilaku yang merupakan perwujudan nilai-nilai

yang diperjuangkan

d) Menanamkan nilai-nilai keagamaan yang di dalamnya diajarkan nilai , moral

dan sikap yang baik dan terpuji

http://www.dianprima.com/macam2-perkembangan-remaja.jsp

Tidak ada komentar:

Posting Komentar